Monday, May 16, 2011

POJOK ANALISA

KILAS INTERNASIONAL
Pemimpin Taliban Lari dari Pakistan
KABUL – Pemimpin Taliban di Lembah Swat, Maulana Fazlullah, selasa lalu mengaku telah berhasil meninggalkan Pakistan. Tentara pemerintah negara itu saat ini sedang gencar menggempur basis pertahanan Taliban di Waziristan Selatan.
Kepada BBC berbahasa Urdu, Fazlullah menyatakan dirinya telah menyeberang ke Afganistan, yang merupakan negara tetangga. “Kami akan melancarkan serangan balasan terhadap serdadu Pakistan di Swat,” katanya mengancam.
Kabar ini sekaligus membantah klaim para pejabat di Ibukota Islamabad bahwa Fazlullah terluka atau terbunuh akibat serbuan militer pemerintah. Lembah Swat saat ini di bawah kontrol militer Pakistan setelah dibombardir selama dua bulan
Sumber: Koran Tempo, edisi Kamis 19 November 2009
Sekilas berita diatas menunjukkan bahwa saat ini gerakan Taliban sudah meyebar ke berbagai daerah bahkan ke berbagai negara. Walaupun tidak bisa dipastikan, tetapi banyak asumsi yang menorehkan gerakan Taliban sudah menyebar, selepas terjadinya penyerangan gedung WTC. Permasalahan Taliban ini merupakan permasalahan Internasional. Namun yang kita rasakan saat ini yaitu tidak adanya suatu kesadaran masyarakat Internasional akan permasalahan Taliban, apakah ini disebabkan Taliban hanya ada di Afganistan? Dan lalu mengapa Pakistan bisa ikut menangani permasalahan Taliban dengan Amerika Serikat?
Kronologi Historis
Gerakan Taliban adalah gerakan nasionalis Islam Sunni pendukung Pashtun yang secara efektif menguasai hampir seluruh wilayah Afganistan sejak 1996 sampai 2001. Kelompok ini mendapat pengakuan diplomatik hanya dari tiga negara: Uni Emirat Arab, Pakistan, dan Arab Saudi, serta pemerintah Republik Chechnya Ichkeria yang tidak diakui dunia. Anggota-anggota paling berpengaruh dari Taliban, termasuk Mullah Mohammed Omar, pemimpin gerakan ini, adalah mullah desa (pelajar yunior agama Islam), yang sebagian besar belajar di madrasah di Pakistan. Gerakan ini terutama berasal dari Pashtun di Afganistan, serta Provinsi Perbatasan Barat Laut (North-West Frontier Province, NWFP) di Pakistan, dan juga mencakup banyak sukarelawan dari Arab, Eurasia, serta Asia Selatan.
Sebelum perang dingin usai, Pakistan satu-satunya negara di sub kawasan Asia Tengah di pesisir Laut Kaspia yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan, yang ditinggalkan oleh rezim pendudukan Uni Soviet. Bubarnya Uni Soviet dan digantikan oleh Rusia, Afghanistan memang terpecah belah di antara penguasa yang komunistis atheis dengan Taliban yang Islami. Osama bin Laden jutawan Arab Saudi yang hengkang dan bersembunyi di Afghanistan memang mendukung Taliban yang sempat dipuji oleh Washington (Presiden Richard Nixon) karena memerangi Uni Soviet yang komunis-atheis. Akan tetapi akhirnya perang saudara di Afghanistan antara Taliban dengan demokrat-liberalisasi yang didukung Barat dengan pasukan NATO nya, dimenangkan oleh Hamid Karzai boneka-epigon dari Presiden G.W. Bush. Sementara bin Laden menjadi buronan dari Washington karena memimpin kelompok teroris Al Qaeda yang dituduh pula sebagai dalang serangan 11 September 2001 yang meledakkan gedung kembar Pusat Perdagangan Dunia (WTC) di New York dan Departemen Pertahanan AS Pentagon di Washington.
Pemerintahan Taliban digulingkan oleh Amerika Serikat karena dituduh melindungi pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden yang juga dituduh Washington mendalangi serangan terhadap menara kembar WTC, New York pada tanggal 11 September 2001. Invasi ini dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2001 dengan secara mengejutkan pihak taliban langsung keluar dari ibukota Afghanistan, Kabul sehingga pihak amerika relatif cepat dan mudah menguasainya.
Pakistan, Membela Taliban atau “Hancurkan” Taliban
Pada awalnya negara Pakistan saat itu belum mencampuri masalah Taliban. Namun setelah diketahui bahwa Taliban telah masuk atau sampai di perbatasan antara Pakistan dan Afganistan, tentu saja Pakistan harus melakukan pencegahan dengan menggempur Taliban di perbatasan antara Pakistan dengan Afganistan. Hal ini tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat yang secara tidak langsung mendukung Pakistan dalam masalah antara Pakistan dengan India. Dukungan ini ditunjukkan dengan adanya Amerika Serikat tidak mendukung India dalam memperkaya Uranium untuk hulu ledak nuklir bagi India.
Seperti yang dilansir dalam kutipan berikut ini oleh AFP dari Camp David, (7 Agustus 2007) Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Presiden Bush sepakat bahwa Pakistan harus membantu untuk menumpas kekerasan mematikan di dalam wilayah Afghanistan, namun mereka berselisih tajam mengenai pengaruh regional Iran. Satu hari setelah Karzai menyebut republik Islam itu sebagai ‘penolong’ untuk menumpas kelompok militan, Bush mengecam pemerintah di Teheran sebagai ‘kekuatan bukan untuk kebaikan’ dan berjanji melakukan upaya untuk mengucilkan Iran terkait dengan program nuklirnya. “Kami akan terus bekerja untuk mengucilkan mereka karena mereka bukan kekuatan untuk kebaikan sejauh yang kami ketahui, mereka adalah pengaruh yang membuat tidak stabil di mana pun mereka berada,” kata Bush pada jumpa pers dengan Karzai, yang tidak berkomentar atas pernyataan pemimpin Amerika Serikat.
Sejak invasi Amerika Serikat ke Afghanistan dari tahun 2001 hingga sekarang, pergerakan Taliban tidak hanya di Afghanistan tetapi juga di wilayah perbatasan Pakistan. Bahkan tercatat terjadi peningkatan pesat intensitas serangan Taliban baik di Afghanistan maupun Pakistan. Dan berhasil menewaskan banyak korban sipil maupun militer. Selain itu juga konflik Taliban disamping menibulkan korban jiwa, menyebabkan negara-negara regionalnya ikut terlibat konflik ini, bahkan menimbulkan rasa saling curiga antar negara-negara yang dalam notabene masih satu regional.
Seperti kilas berita yang penulis cantumkan di awal, akhir-akhir ini permasalahan Taliban memanas lagi, dengan adanya penggempuran yang dilakukan oleh militer Pakistan pada kedudukan Taliban di Peshawar, Pakistan daerah Lembah Swat yang disinyalir merupakan basis kuat Taliban di Pakistan. Dan hasilnya pemerintah Pakistan mengklaim telah berhasil merebut kota-kota yang dikuasai Taliban, dan berhasil ditekan ke luar kota. Namun, seperti yang diberitakan media bahwa Taliban masih belum menyerah dan terus melakukan perlawanan walaupun terkonsentrasi di luar kota-kota tersebut. Kegagalan operasi-operasi militer baik dilakukan oleh militer Afghanistan-NATO maupun militer Pakistan yang ditujukan untuk memberantas Taliban maupun Al-Qaeda membuktikan bahwa diperlukannya suatu penyelesaian  sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan efektif.
Yang memungkinkan adanya penyelesaian konflik tersebut yaitu dengan jalan perdamaian. Misalnya dengan melalui perundingan, tetapi sampai sekarang pun belum ada yang telah mempertemukan pihak yang bersengketa dengan kepala dingin mereka untuk melakukan perundingan damai. Sehingga perdamaian dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada pertumpahan darah, dan jalan politik merupakan satu-satunya jalan keluar yang dapat ditempuh masyarakat internasional dalam menciptakan perdamaian dunia.
Barat selama ini terlalu terburu-buru dalam menindak setiap persoalan mengenai Islam. Barat selalu melakukan intervensi-intervensi dalam setiap keputusan yang dihasilkan dari perundingan-perundingan yang berhubungan dengan masalah Islam. Sekarang ini mata tertuju kepada Pakistan yang saat ini tengah melakukan upaya-upaya dalam menyelesaikan konflik dengan Taliban. Namun, usaha diplomasi Pakistan ditanggapi negatif dunia Barat, bahkan dunia Barat telah bersiap mengambil alih kendali Pakistan untuk menghancurkan Taliban. Jadi memang sulit memprediksikan konflik ini ke depan karena Barat masih tetap berkepala batu dengan menggunakan cara militer menghadapi Taliban. Dunia Islam pun juga hanya bisa melihat pertumpahan darah pada saudara-saudaranya, tanpa melakukan perbuatan yang nyata dan intensif dalam menyelesaikan masalah konflik yang berkepanjangan ini. Untuk itulah bersama-sama marilah masyarakat internasional kita selesaikan setiap konflik internasional dengan berkepala dingin sehingga pastinya hasilnya akan baik. Sehingga tercapailah nantinya perdamaian dunia ini tanpa ada pertumpahan darah yang terjadi.
Sumber:
Koran Tempo, edisi Kamis 19 November 2009

No comments:

Post a Comment